Thursday, March 31, 2011
Perencanaan Ibu Rumah Tangga
Sejujurnya, kalau ditanya mau punya anak udah sampai mana persiapan keuangannya, well dengan santai saya akan jawab, "Biasa aja tuh". Mungkin saya bukan termasuk yang seserius itu soal menata keuangan keluarga, mostly dibawa santai selama pengeluaran tidak lebih dari pendapatan (soalnya banyak ibu-ibu yang ribet bahas soal keuangan calon anak, dll). Cuma mau sekedar memberi sedikit tips bagi mom-to-be yang memutuskan untuk resign dan akhirnya memilih menjadi ibu rumah tangga.
Pertama kali memilih resign berarti kita harus tetep menghasilkan meskipun mungkin tidak tiap bulan, lalu kita bisa apa?
1.
Dukungan keluarga.
Resign itu berat banget loh, dari yang terbiasa sibuk dan punya uang sendiri, tiba-tiba harus di cut dengan kegiatan seadanya, plus tentunya ga punya uang sendiri yang jumlahnya lebih banyak dari sebelum resign.
Sebelum resign, konsultasikan dulu ke suami kalau kita ga bisa bantu nambahin kas keluarga (sementara dapur harus tetep ngepul dengan pendapatan dari suami saja). Jangan lupa bikin plan bersama, jadi ibu RT pun harus produktif walau ga punya gaji, dan perputaran uang tidak boleh berubah.
PS: Siap-siap dengan pertanyaan kurang menyenangkan dari keluarga ketika kita resign, dan dianggap ga bisa membantu suami serta menyia-nyiakan ijazah kita :p (keluarga modern biasanya berfikir kalau wanita berkarier lebih baik).
2.
Cari peluang.
Punya hobi dong, nah coba deh dipikir-pikir lagi, itu hobi kalau jadi duit apa memungkinkan? Mostly kebanyakan pada suka masak atau mungkin jago mempengaruhi orang lewat ngobrol, ya apapun itu selama kita tahu apa passion diri sendiri, sudah pasti kok bisa dijadikan lahan uang.
3.
Cari temen/partner.
Oke jadi si peluang ini mau diapain? Ya di bisnisin tentunya. Menurut saya bekerja sendiri itu terlalu berat, sebaiknya cari partner kerjasama, jadi bisa saling back-up dan saling membantu menutupi kekurangan masing-masing.
Selain itu bisa berbagi tugas, jadi ga overlapping sama job-desc sendiri. Penting diingat, cari partner yang juga bisa diajak untuk mengeluarkan modal bisnis bersama dan punya satu selera.
4.
Blogging/microblogging.
Percayalah, social media itu punya peranan penting dalam usaha yang kita jalankan. Secepat apa dan seefektif apa bisnis nantinya, bisa lebih ditakar melalu social media. Blogging adalah cara termudah, karena sarana blogging itu gratis dan tinggal kita isi aja dengan konten yang hendak kita jual. Mau yang lebih simpel lagi bisa melalui microblogging seperti Twitter.
Bagi saya, bisnis diawali dengan modal nol, semua dimulai ketika saya memutuskan untuk membuat blog, sisanya rencana bisnis bisa berjalan mengikuti. Nah kalau bisnis kita nanti udah mulai maju, barulah membuat website :)
5.
Strategi berjualan.
Setiap produk yang dijual baik jasa maupun benda, semua harus punya strategi pemasaran. Kita ga bisa main lempar begitu saja kepada publik sebelum punya prinsip dan sistem berjualan. Kalau kurang mengerti, sebaiknya ditanyakan kepada teman kita yang memang berwirausaha. Semakin besar bisnis kita nantinya, semakin ribet urusannya.
Jadi dari awal sebaiknya sudah punya perencanaan mulai dari promosi, produksi, pemasaran, hingga tahap penghitungan prosentase keuntungan dengan modal. Jualan ga bisa atas asas asal dapet duit. Bahkan termasuk modal, ga bisa kepengen langsung balik modal dari pertama kali jualan, biasanya ada perhitungan berapa modal maksimal untuk tahun pertama. Baru deh dipikirin soal balik modal.
6.
Bangun network.
Saya adalah orang yang sangat malas berkenalan dan berbincang dengan orang baru, tapi itu dulu. Sekarang suka nyesel kenapa suka malu-malu kalau ngobrol sama orang lain. Membangun network paling simpel adalah dengan berteman dengan orang baru, siapa pun itu.
Pelajaran paling berharga bagi saya, ketika kita hadir atau diundang dalam sebuah acara, jangan takut atau segan untuk membicarakan soal bisnis kita, mau dibilang narcis atau sok pede, ya cuek aja, yang penting info yang kita sampaikan setidaknya menempel sedikit di lawan bicara kita. Sisanya, kalau ternyata tertarik kan bisa berlanjut, kalau ga tertarik anggaplah sebagai brand awareness.
Tips: sebut nama usaha Anda berkali-kali, hehe.
7.
Paperwork.
Bisnis ga pernah tau bakalan jadi besar atau malah sebaliknya, tapi penting untuk kita ketahui, bahwa berbisnis butuh pengakuan. Sebaiknya dari awal bila modal yang kita keluarkan cukup besar, buatlah janji dengan notaris. Siapkan nama CV atau PT dan uruslah semuanya. Apalagi bila konsep bisnis kita antara pemodal dan pekerja tidak sama. Proses ini sebetulnya cukup repot, tapi selama ada kemauan untuk menjadi besar kenapa harus ragu.
8.
Tempat atau lokasi bisnis.
Banyak pertimbangannya, dimana selain lokasi strategis, biaya sewa atau konsinyasi sering menjadi hambatan. Bisnis yang dimulai dari skala kecil, lalu harus mencoba peruntungan dengan skala besar itu seperti meloncati jurang tanpa tahu kita akan mendarat dimana. Kalau mau test drive dengan nekat ya bisa saja, tapi kan modal menuju skala besar saja sudah banyak apalagi pake test-testan segala. Saran saya, banyak bertanya pada mereka yang juga berjualan di tempat yang akan kita tempati.
PS: Mungkin persoalan ini lain halnya bila kita berbisnis online, disini saya hanya menyampaikan bilamana kita mau memperkuat brand kita dengan punya toko sendiri.
9.
Rutinitas baru.
Awalnya ingin jadi ibu rumah tangga, tapi apa jadinya bila ternyata kesibukan bisnis kelak membuat kita seperti bekerja kantoran dulu? Justru itu bagus, kesibukan kita mungkin hampir tidak ada bedanya dengan saat bekerja dulu tapi lihat sisi baiknya di masa depan.
Bila perjalanan bisnis ini sudah mampu berdiri dengan tegap, nantinya kita bisa mulai meng-hire orang untuk bekerja dan melanjutkan hal-hal yang kita anggap sudah bisa dikerjakan oleh orang lain.
In the end, pilihan menjadi ibu rumah tangga untuk berbisnis, adalah menghasilkan uang sendiri tanpa terikat jam kerja kantor. Segala sesuatunya kan tidak ada yang dimulai dengan leha-leha. Hasil kerja keras jadi ibu rumah tangga yang punya usaha, itu lebih menyenangkan daripada bekerja di tempat orang lain sebagai pegawai.
10.
Yakin 110%.
Gimana pun ceritanya bisnis kita, kalau pengalaman saya pribadi semuanya harus dilandasi sama keyakinan. Jalan berbisnis itu susaaaaaahhhhh banget, rintangan dimana-mana, tapi saya mikir kalau brand ini kita bawa dengan keyakinan, ujung-ujungnya selalu berbuah percaya diri. Namanya juga bisnis, kebayang kan saingannya banyak banget, belum lagi kalau berhadapan sama yang lebih senior bisnisnya, disitu biasanya nyali jadi menciut, makanya perlu yakin supaya percaya diri kita tetep bisa terjaga.
Nah pilihan jadi ibu rumah tangga ternyata cukup panjang ya, siapa bilang ibu RT bisanya nonton TV doang, kalau kata saya, menjadi ibu rumah tangga itu sebuah kesempatan mengasah bakat kita yang sesungguhnya. Mungkin saya memang suka desain, dan sekolah desain, tapi masa iya seumur hidup saya maunya ngedesain buat orang lain aja alias perusahaan orang. Sama dengan bisnis, coba pilih mana; bisa mempekerjakan orang lain atau bekerja untuk orang lain?
Gudluck yah para ibu rumah tangga diluar sana. Mulai dari hal kecil saja, jangan terlalu terburu-buru tergiur dengan kesempatan besar. Begitu pun mempersiapkan soal keuangan anak, jangan takut kebutuhan dia nanti ga cukup, pelan-pelan aja nabungnya, mungkin ada juga yang pilih investasi reksadana, well kalau saya lebih suka memanfaatkan bakat yang kita punya untuk jadi bisnis. Prosesnya juga lama, tapi demi masa depan anak, kita berjalan pelan tapi pasti.
"Rejeki masing-masing individu itu sudah diatur, tapi tetep aja usaha kita yang menentukan".
Bisnis kecil saya, suami dan partner kami :
- Casa Elana (clothing line, at FX Sudirman Jakarta - Mazee 6th Floor, Happy Go Lucky Bandung, Kavi Indonesia Bandung & www.hijup.com).
- Corner Cell (cellphone & gadget store, at ITC Ambassador 3rd Floor).
- Freelance Design House.
Modal : dimulai dengan sangat minim, dibangun sedikit-sedikit berharap jadi bukit.
Hasil : sudah melebihi gaji sebagai pegawai kantoran sebelum resign. Tidak signifikan tapi berjalan perlahan. Perbedaan bisnis adalah, pendapatan mungkin lebih besar dari gaji dulu, tapi perputaran uangnya lebih banyak, secara bisnis itu duitnya kudu muter terus.
Berani mencoba? Coba deh, ga ada salahnya kok :)
Pertama kali memilih resign berarti kita harus tetep menghasilkan meskipun mungkin tidak tiap bulan, lalu kita bisa apa?
1.
Dukungan keluarga.
Resign itu berat banget loh, dari yang terbiasa sibuk dan punya uang sendiri, tiba-tiba harus di cut dengan kegiatan seadanya, plus tentunya ga punya uang sendiri yang jumlahnya lebih banyak dari sebelum resign.
Sebelum resign, konsultasikan dulu ke suami kalau kita ga bisa bantu nambahin kas keluarga (sementara dapur harus tetep ngepul dengan pendapatan dari suami saja). Jangan lupa bikin plan bersama, jadi ibu RT pun harus produktif walau ga punya gaji, dan perputaran uang tidak boleh berubah.
PS: Siap-siap dengan pertanyaan kurang menyenangkan dari keluarga ketika kita resign, dan dianggap ga bisa membantu suami serta menyia-nyiakan ijazah kita :p (keluarga modern biasanya berfikir kalau wanita berkarier lebih baik).
2.
Cari peluang.
Punya hobi dong, nah coba deh dipikir-pikir lagi, itu hobi kalau jadi duit apa memungkinkan? Mostly kebanyakan pada suka masak atau mungkin jago mempengaruhi orang lewat ngobrol, ya apapun itu selama kita tahu apa passion diri sendiri, sudah pasti kok bisa dijadikan lahan uang.
3.
Cari temen/partner.
Oke jadi si peluang ini mau diapain? Ya di bisnisin tentunya. Menurut saya bekerja sendiri itu terlalu berat, sebaiknya cari partner kerjasama, jadi bisa saling back-up dan saling membantu menutupi kekurangan masing-masing.
Selain itu bisa berbagi tugas, jadi ga overlapping sama job-desc sendiri. Penting diingat, cari partner yang juga bisa diajak untuk mengeluarkan modal bisnis bersama dan punya satu selera.
4.
Blogging/microblogging.
Percayalah, social media itu punya peranan penting dalam usaha yang kita jalankan. Secepat apa dan seefektif apa bisnis nantinya, bisa lebih ditakar melalu social media. Blogging adalah cara termudah, karena sarana blogging itu gratis dan tinggal kita isi aja dengan konten yang hendak kita jual. Mau yang lebih simpel lagi bisa melalui microblogging seperti Twitter.
Bagi saya, bisnis diawali dengan modal nol, semua dimulai ketika saya memutuskan untuk membuat blog, sisanya rencana bisnis bisa berjalan mengikuti. Nah kalau bisnis kita nanti udah mulai maju, barulah membuat website :)
5.
Strategi berjualan.
Setiap produk yang dijual baik jasa maupun benda, semua harus punya strategi pemasaran. Kita ga bisa main lempar begitu saja kepada publik sebelum punya prinsip dan sistem berjualan. Kalau kurang mengerti, sebaiknya ditanyakan kepada teman kita yang memang berwirausaha. Semakin besar bisnis kita nantinya, semakin ribet urusannya.
Jadi dari awal sebaiknya sudah punya perencanaan mulai dari promosi, produksi, pemasaran, hingga tahap penghitungan prosentase keuntungan dengan modal. Jualan ga bisa atas asas asal dapet duit. Bahkan termasuk modal, ga bisa kepengen langsung balik modal dari pertama kali jualan, biasanya ada perhitungan berapa modal maksimal untuk tahun pertama. Baru deh dipikirin soal balik modal.
6.
Bangun network.
Saya adalah orang yang sangat malas berkenalan dan berbincang dengan orang baru, tapi itu dulu. Sekarang suka nyesel kenapa suka malu-malu kalau ngobrol sama orang lain. Membangun network paling simpel adalah dengan berteman dengan orang baru, siapa pun itu.
Pelajaran paling berharga bagi saya, ketika kita hadir atau diundang dalam sebuah acara, jangan takut atau segan untuk membicarakan soal bisnis kita, mau dibilang narcis atau sok pede, ya cuek aja, yang penting info yang kita sampaikan setidaknya menempel sedikit di lawan bicara kita. Sisanya, kalau ternyata tertarik kan bisa berlanjut, kalau ga tertarik anggaplah sebagai brand awareness.
Tips: sebut nama usaha Anda berkali-kali, hehe.
7.
Paperwork.
Bisnis ga pernah tau bakalan jadi besar atau malah sebaliknya, tapi penting untuk kita ketahui, bahwa berbisnis butuh pengakuan. Sebaiknya dari awal bila modal yang kita keluarkan cukup besar, buatlah janji dengan notaris. Siapkan nama CV atau PT dan uruslah semuanya. Apalagi bila konsep bisnis kita antara pemodal dan pekerja tidak sama. Proses ini sebetulnya cukup repot, tapi selama ada kemauan untuk menjadi besar kenapa harus ragu.
8.
Tempat atau lokasi bisnis.
Banyak pertimbangannya, dimana selain lokasi strategis, biaya sewa atau konsinyasi sering menjadi hambatan. Bisnis yang dimulai dari skala kecil, lalu harus mencoba peruntungan dengan skala besar itu seperti meloncati jurang tanpa tahu kita akan mendarat dimana. Kalau mau test drive dengan nekat ya bisa saja, tapi kan modal menuju skala besar saja sudah banyak apalagi pake test-testan segala. Saran saya, banyak bertanya pada mereka yang juga berjualan di tempat yang akan kita tempati.
PS: Mungkin persoalan ini lain halnya bila kita berbisnis online, disini saya hanya menyampaikan bilamana kita mau memperkuat brand kita dengan punya toko sendiri.
9.
Rutinitas baru.
Awalnya ingin jadi ibu rumah tangga, tapi apa jadinya bila ternyata kesibukan bisnis kelak membuat kita seperti bekerja kantoran dulu? Justru itu bagus, kesibukan kita mungkin hampir tidak ada bedanya dengan saat bekerja dulu tapi lihat sisi baiknya di masa depan.
Bila perjalanan bisnis ini sudah mampu berdiri dengan tegap, nantinya kita bisa mulai meng-hire orang untuk bekerja dan melanjutkan hal-hal yang kita anggap sudah bisa dikerjakan oleh orang lain.
In the end, pilihan menjadi ibu rumah tangga untuk berbisnis, adalah menghasilkan uang sendiri tanpa terikat jam kerja kantor. Segala sesuatunya kan tidak ada yang dimulai dengan leha-leha. Hasil kerja keras jadi ibu rumah tangga yang punya usaha, itu lebih menyenangkan daripada bekerja di tempat orang lain sebagai pegawai.
10.
Yakin 110%.
Gimana pun ceritanya bisnis kita, kalau pengalaman saya pribadi semuanya harus dilandasi sama keyakinan. Jalan berbisnis itu susaaaaaahhhhh banget, rintangan dimana-mana, tapi saya mikir kalau brand ini kita bawa dengan keyakinan, ujung-ujungnya selalu berbuah percaya diri. Namanya juga bisnis, kebayang kan saingannya banyak banget, belum lagi kalau berhadapan sama yang lebih senior bisnisnya, disitu biasanya nyali jadi menciut, makanya perlu yakin supaya percaya diri kita tetep bisa terjaga.
Nah pilihan jadi ibu rumah tangga ternyata cukup panjang ya, siapa bilang ibu RT bisanya nonton TV doang, kalau kata saya, menjadi ibu rumah tangga itu sebuah kesempatan mengasah bakat kita yang sesungguhnya. Mungkin saya memang suka desain, dan sekolah desain, tapi masa iya seumur hidup saya maunya ngedesain buat orang lain aja alias perusahaan orang. Sama dengan bisnis, coba pilih mana; bisa mempekerjakan orang lain atau bekerja untuk orang lain?
Gudluck yah para ibu rumah tangga diluar sana. Mulai dari hal kecil saja, jangan terlalu terburu-buru tergiur dengan kesempatan besar. Begitu pun mempersiapkan soal keuangan anak, jangan takut kebutuhan dia nanti ga cukup, pelan-pelan aja nabungnya, mungkin ada juga yang pilih investasi reksadana, well kalau saya lebih suka memanfaatkan bakat yang kita punya untuk jadi bisnis. Prosesnya juga lama, tapi demi masa depan anak, kita berjalan pelan tapi pasti.
"Rejeki masing-masing individu itu sudah diatur, tapi tetep aja usaha kita yang menentukan".
Bisnis kecil saya, suami dan partner kami :
- Casa Elana (clothing line, at FX Sudirman Jakarta - Mazee 6th Floor, Happy Go Lucky Bandung, Kavi Indonesia Bandung & www.hijup.com).
- Corner Cell (cellphone & gadget store, at ITC Ambassador 3rd Floor).
- Freelance Design House.
Modal : dimulai dengan sangat minim, dibangun sedikit-sedikit berharap jadi bukit.
Hasil : sudah melebihi gaji sebagai pegawai kantoran sebelum resign. Tidak signifikan tapi berjalan perlahan. Perbedaan bisnis adalah, pendapatan mungkin lebih besar dari gaji dulu, tapi perputaran uangnya lebih banyak, secara bisnis itu duitnya kudu muter terus.
Berani mencoba? Coba deh, ga ada salahnya kok :)
Friday, March 18, 2011
Bercerita
Jemari ini mengukir kata sembari memasukan data,
menuliskannya tanpa tinta tapi siapa saja masih bisa membacanya.
Dipijatnya tombol-tombol itu sesuai perintah majikan,
kadang lembut kadang kasar, tergantung ibu majikan lagi semangat atau semaput mengantuk.
Huruf bertemu huruf, kata menyapa kata, kalimat berkumpul dengan kalimat.
Masing-masing bertugas menyampaikan makna.
Satu persatu dirangkai sedemikian rupa.
Meski terasa biasa saja tapi susunan itu kini punya cerita.
Nak, Bunda hanya ingin bertutur melewati halaman warna-warni ini.
Meski pun tidak sewangi buku diary,
tapi perjalanan kita tetap semerbak kasih sayang Ayah dan Bunda.
Menulis sebuah kisah perjalanan,
mengais rejeki masa depan,
menangis bahagia menanti kelahiran.
*Ditulis Bunda, saat menunggu ayah tandatangan kontrak pekerjaan baru.
*Lembarannya kini berganti halaman, semoga lebih seru.
Senin, 14 Maret 2011
menuliskannya tanpa tinta tapi siapa saja masih bisa membacanya.
Dipijatnya tombol-tombol itu sesuai perintah majikan,
kadang lembut kadang kasar, tergantung ibu majikan lagi semangat atau semaput mengantuk.
Huruf bertemu huruf, kata menyapa kata, kalimat berkumpul dengan kalimat.
Masing-masing bertugas menyampaikan makna.
Satu persatu dirangkai sedemikian rupa.
Meski terasa biasa saja tapi susunan itu kini punya cerita.
Nak, Bunda hanya ingin bertutur melewati halaman warna-warni ini.
Meski pun tidak sewangi buku diary,
tapi perjalanan kita tetap semerbak kasih sayang Ayah dan Bunda.
Menulis sebuah kisah perjalanan,
mengais rejeki masa depan,
menangis bahagia menanti kelahiran.
*Ditulis Bunda, saat menunggu ayah tandatangan kontrak pekerjaan baru.
*Lembarannya kini berganti halaman, semoga lebih seru.
Senin, 14 Maret 2011
Thursday, March 10, 2011
Ini Pertanda Hamil Bukan Ya?
Yang namanya belum pernah hamil, pasti ga kebayang sama sekali apa tanda-tandanya, apalagi tiap orang pasti berbeda, bahkan tiap anak aja tandanya bisa beda. Saya sedikit sharing buat yang lagi deg-degan "Aduh ini hamil apa engga ya?". Memang agak susah bedain antara tanda hamil sama ga enak badan, hehe.
Baiklah waktu saya dulu, ini tanda-tanda hamilnya (beberapa terjadi sebelum dan sesudah haid telat) :
1.
Pusing di bagian kepala belakang.
Pusingnya pernah saya rasakan sekali saat dulu saya hamil (tapi keguguran). Beda banget dari semua rasa pusing yang pernah saya rasain, dan datangnya hanya sesekali. Jadi dalam hidup saya baru 2 kali merasakan pusing yang seperti itu.
2.
Suhu badan naik.
Entah kenapa saya beberapa kali bisa merasakan suhu badan naik tiap pagi hari, badan kayak yang lagi mau sakit, hangat tapi ga panas, dan cuma terjadi kalau bangun tidur.
3.
Perut kembung.
Aduh itu rasanya sama kayak masuk angin, tapi sebenernya kalau dilihat lagi kondisinya ga ada yang menyebabkan saya sampai masuk angin. Kembung kepengen sendawa terus dan terjadi seterusnya sampai hamil 2,5 bulan -___-
4.
Dada a.k.a P***D*** sensitif.
Terasa sakit kalau tersentuh, bahkan oleh baju sendiri. Katanya memang jadi lebih sensitif, meskipun biasanya saat mau haid juga sensitif, tapi waktu itu sih sensitif bangetttt, suka emosi sendiri kalau ga sengaja kesenggol baju, karena kok jatohnya malah kayak kesakitan.
5.
Kram perut.
Rasanya ga ada bedanya sama mau dapet, tapi terasa lebih ringan. Bagi saya sih sulit ya ngebedainnya.
6.
Pegal, Letih dan Lesu.
Seperti PMS, kondisinya tidak beda jauh, cuma rasanya lebih berat kalau menurut saya.
7.
Nafasnya jadi cepat.
Saya sadarnya kalau mau tidur, nafasnya kayak abis olahraga, terengah-engah gitu dan pendek.
8.
Batuk dan Pilek.
Saat hamil kondisi badan kita menurun, jadi resiko tiba-tiba batuk dan pilek itu jangan heran, mudah sekali sakitnya.
9.
Penciuman sensitif.
Layaknya memasuki kehamilan muda, saat belum tau kita hamil pun, saya udah bisa ngerasaain bau-bauan yang kata orang biasa aja, tapi kata saya kok baunya menyengat banget.
10.
Haid yang telat meski baru 3 hari.
Saya tergolong yang selalu teratur tiap bulan, maju-mundurnya hanya sehari, jadi begitu tahu telat 3 hari langsung deg-degan :p
11.
Beser.
Bagi sebagian orang ada yang sibuk buang air kecil terus, tapi saya baru terasa sering beser saat hamil 8 mingguan.
12.
Mual dan Muntah
Mual sih terjadi awal-awal, tapi sangat jarang, baru mulai efektif mual sekitar 8 mingguan hamil, kalau muntah pas udah hamil hampir 3 bulan.
What to do? Kalau ternyata sekiranya saya hamil.
Kalau yang saya lakuin waktu itu :
1.
Seminggu sebelum haid sama sekali tidak 'berhubungan' dengan suami sampai tahu apakah saya bener-bener hamil atau engga. Dan ternyata hamil, jadi 'puasa' dulu 2,5 bulan. Sisanya harap dikonsultasiin sama obgyn ya, karena tergantung kondisi rahim.
2.
Tidak melakukan kegiatan yang melelahkan.
3.
Konsumsi Asam Folat itu penting 4 bulan sebelum hamil, jadi harusnya sudah siap asupan folatnya.
4.
Jangan banyak naik turun tangga, kalau pun harus sebaiknya pelan-pelan (ini adalah pesan semua orang kepada saya, hehe jadi saya teruskan disini).
5.
Telat beberapa hari aja sebaiknya test pack, karena kita ga pernah tahu kandungannya kuat apa tidak, jadi ga ada acara nunggu 2 minggu telat. Karena dengan demikian kita bisa langsung ke obgyn.
6.
Banyak bertanya kepada teman-teman, saudara, atau orang tua sendiri tentang pengalaman hamil pertama.
Lalu ternyata benar saya positif hamil,
Sebarkan beritanya kepada keluarga dan teman terdekat, juga boss. Kata orang kehamilan sebaiknya diumumkan setelah lewat 3 bulan. Kata saya itu salah banget, karena kondisi hamil yang paling beraaaattt itu justru trimester 1. Kalau disekitar kita ga tau kita hamil, repot banget.
Hamil butuh kondisi lebih spesial, jadi sebisa mungkin mengabarkan orang terdekat supaya ngerti keadaan kita. Ga lucu kan kita disuruh lembur gara-gara boss ga tau kita lagi hamil, yang rugi nanti ibunya.
Baiklah, sekian informasi yang pernah saya rasain dulu, semoga bisa bermanfaat buat yang lagi dag dig dug, antara hamil apa ga enak badan biasa ya. Kalau ada yang perlu ditanya, silahkan, jangan malu-malu, hehehe.
Baiklah waktu saya dulu, ini tanda-tanda hamilnya (beberapa terjadi sebelum dan sesudah haid telat) :
1.
Pusing di bagian kepala belakang.
Pusingnya pernah saya rasakan sekali saat dulu saya hamil (tapi keguguran). Beda banget dari semua rasa pusing yang pernah saya rasain, dan datangnya hanya sesekali. Jadi dalam hidup saya baru 2 kali merasakan pusing yang seperti itu.
2.
Suhu badan naik.
Entah kenapa saya beberapa kali bisa merasakan suhu badan naik tiap pagi hari, badan kayak yang lagi mau sakit, hangat tapi ga panas, dan cuma terjadi kalau bangun tidur.
3.
Perut kembung.
Aduh itu rasanya sama kayak masuk angin, tapi sebenernya kalau dilihat lagi kondisinya ga ada yang menyebabkan saya sampai masuk angin. Kembung kepengen sendawa terus dan terjadi seterusnya sampai hamil 2,5 bulan -___-
4.
Dada a.k.a P***D*** sensitif.
Terasa sakit kalau tersentuh, bahkan oleh baju sendiri. Katanya memang jadi lebih sensitif, meskipun biasanya saat mau haid juga sensitif, tapi waktu itu sih sensitif bangetttt, suka emosi sendiri kalau ga sengaja kesenggol baju, karena kok jatohnya malah kayak kesakitan.
5.
Kram perut.
Rasanya ga ada bedanya sama mau dapet, tapi terasa lebih ringan. Bagi saya sih sulit ya ngebedainnya.
6.
Pegal, Letih dan Lesu.
Seperti PMS, kondisinya tidak beda jauh, cuma rasanya lebih berat kalau menurut saya.
7.
Nafasnya jadi cepat.
Saya sadarnya kalau mau tidur, nafasnya kayak abis olahraga, terengah-engah gitu dan pendek.
8.
Batuk dan Pilek.
Saat hamil kondisi badan kita menurun, jadi resiko tiba-tiba batuk dan pilek itu jangan heran, mudah sekali sakitnya.
9.
Penciuman sensitif.
Layaknya memasuki kehamilan muda, saat belum tau kita hamil pun, saya udah bisa ngerasaain bau-bauan yang kata orang biasa aja, tapi kata saya kok baunya menyengat banget.
10.
Haid yang telat meski baru 3 hari.
Saya tergolong yang selalu teratur tiap bulan, maju-mundurnya hanya sehari, jadi begitu tahu telat 3 hari langsung deg-degan :p
11.
Beser.
Bagi sebagian orang ada yang sibuk buang air kecil terus, tapi saya baru terasa sering beser saat hamil 8 mingguan.
12.
Mual dan Muntah
Mual sih terjadi awal-awal, tapi sangat jarang, baru mulai efektif mual sekitar 8 mingguan hamil, kalau muntah pas udah hamil hampir 3 bulan.
What to do? Kalau ternyata sekiranya saya hamil.
Kalau yang saya lakuin waktu itu :
1.
Seminggu sebelum haid sama sekali tidak 'berhubungan' dengan suami sampai tahu apakah saya bener-bener hamil atau engga. Dan ternyata hamil, jadi 'puasa' dulu 2,5 bulan. Sisanya harap dikonsultasiin sama obgyn ya, karena tergantung kondisi rahim.
2.
Tidak melakukan kegiatan yang melelahkan.
3.
Konsumsi Asam Folat itu penting 4 bulan sebelum hamil, jadi harusnya sudah siap asupan folatnya.
4.
Jangan banyak naik turun tangga, kalau pun harus sebaiknya pelan-pelan (ini adalah pesan semua orang kepada saya, hehe jadi saya teruskan disini).
5.
Telat beberapa hari aja sebaiknya test pack, karena kita ga pernah tahu kandungannya kuat apa tidak, jadi ga ada acara nunggu 2 minggu telat. Karena dengan demikian kita bisa langsung ke obgyn.
6.
Banyak bertanya kepada teman-teman, saudara, atau orang tua sendiri tentang pengalaman hamil pertama.
Lalu ternyata benar saya positif hamil,
Sebarkan beritanya kepada keluarga dan teman terdekat, juga boss. Kata orang kehamilan sebaiknya diumumkan setelah lewat 3 bulan. Kata saya itu salah banget, karena kondisi hamil yang paling beraaaattt itu justru trimester 1. Kalau disekitar kita ga tau kita hamil, repot banget.
Hamil butuh kondisi lebih spesial, jadi sebisa mungkin mengabarkan orang terdekat supaya ngerti keadaan kita. Ga lucu kan kita disuruh lembur gara-gara boss ga tau kita lagi hamil, yang rugi nanti ibunya.
Baiklah, sekian informasi yang pernah saya rasain dulu, semoga bisa bermanfaat buat yang lagi dag dig dug, antara hamil apa ga enak badan biasa ya. Kalau ada yang perlu ditanya, silahkan, jangan malu-malu, hehehe.
Wednesday, March 9, 2011
Screening
Kemarin obgyn menyuruh saya untuk test darah di labotarium, karena kehamilan sudah memasuki trimester 2. Sekedar berbagi informasi mengenai test ini, dimana saya datang ke Prodia siang hari, sementara hasilnya baru bisa diambil keesokan paginya dan test ini juga tidak membutuhkan puasa terlebih dahulu. Berikut rincian biaya di Lab. Prodia :
Glukosa Sewaktu Rp. 22.000
Hematologi Rutin Rp. 68.000
HBsAG Rp. 107.000
Urin Rutin Rp. 34.000
Total Rp. 231.000
Pada trimester kedua ini, dokter juga menggantikan Folavit dengan Folamil Genio dan ditambahkan Calvit D3. Totalnya sekitar Rp. 130.000 bisa untuk 1 bulan (cukup jauh memang dengan Folavit yang cuma 25 ribu, tapi Folamil Genio ini disertai Zat Besi dimana saya memang membutuhkan karena akhir-akhir ini sering animea, padahal kata dokter biasanya darah menjadi lebih encer setelah lewat 4 bulan).
Selain itu saya mulai mengganti susu yang biasa saya minum Prenagen Mommy Emesis menjadi Prenagen Mommy karena mual dan muntah saya sudah hilang, hore... Ya sekian informasi yang bisa dishare hari ini, hehe ga tau mau nulis apaan lagi :p
PS
Baru ingat, kemarin suami akhirnya test darah di Prodia, karena dia ga tahu apa golongan darahnya -___- *sungguh terlalu, haha. Jadilah test, hasilnya ga bisa langsung jadi, baru beberapa jam kemudian diambil. Biaya test golongan darah Rp. 20.000 dan Rhesus Rp. 20.000.
Glukosa Sewaktu Rp. 22.000
Hematologi Rutin Rp. 68.000
HBsAG Rp. 107.000
Urin Rutin Rp. 34.000
Total Rp. 231.000
Pada trimester kedua ini, dokter juga menggantikan Folavit dengan Folamil Genio dan ditambahkan Calvit D3. Totalnya sekitar Rp. 130.000 bisa untuk 1 bulan (cukup jauh memang dengan Folavit yang cuma 25 ribu, tapi Folamil Genio ini disertai Zat Besi dimana saya memang membutuhkan karena akhir-akhir ini sering animea, padahal kata dokter biasanya darah menjadi lebih encer setelah lewat 4 bulan).
Selain itu saya mulai mengganti susu yang biasa saya minum Prenagen Mommy Emesis menjadi Prenagen Mommy karena mual dan muntah saya sudah hilang, hore... Ya sekian informasi yang bisa dishare hari ini, hehe ga tau mau nulis apaan lagi :p
PS
Baru ingat, kemarin suami akhirnya test darah di Prodia, karena dia ga tahu apa golongan darahnya -___- *sungguh terlalu, haha. Jadilah test, hasilnya ga bisa langsung jadi, baru beberapa jam kemudian diambil. Biaya test golongan darah Rp. 20.000 dan Rhesus Rp. 20.000.
Tuesday, March 8, 2011
Freebies: Things To Do List
Hari ini niatnya mau buat ilustrasi resep tapi ternyata malah mendesain ini, hehe besok saja saya menggambarnya. Silahkan download, lalu boleh dicetak, atau bisa juga dipakai untuk blog pribadi. Freebies pertama ini semoga bisa membuat saya semakin rajin bikin freebies selanjutnya :)
PS : Boleh kok dishare dan dibagikan ke siapa aja tapi jangan sampai nama saya sebagai desainer yang buat dihilangkan/dipotong yah, terima kasih bila sudah mendownload. Label "Mrs." itu bisa diisi dengan nama sendiri.
Link download ada disini {CLICK}
PS : Boleh kok dishare dan dibagikan ke siapa aja tapi jangan sampai nama saya sebagai desainer yang buat dihilangkan/dipotong yah, terima kasih bila sudah mendownload. Label "Mrs." itu bisa diisi dengan nama sendiri.
Link download ada disini {CLICK}
Pra Kehamilan
Menunggu 1, 4 tahun itu bagi sebagian orang bukan waktu yang lama, bagi saya sendiri menunggu itu ternyata punya makna. Pertama menikah semua orang disekitar kita akan sibuk bertanya,
"Sudah isi belum?",
"Kapan nih nyusul?" (versi ibu baru punya anak).
Bisa dibilang pertanyaan seperti itu sebetulnya hanya pertanyaan basa-basi kalau baru ketemu, dan saya masih bisa nyengir manis sambil menjawab, "Sudah, tadi diisi ketupat sayur" (jawaban kepada 100 ibu-ibu yang bertanya pada saya saat Lebaran *lebay heuheu).
Waktu pun berlalu, memasuki usia pernikahan 6 bulan sudah ada pada tahap bertanya pada diri sendiri hmm, kok belum hamil juga ya?, yang lain baru juga nikah langsung jadi. Pertanyaan orang sudah berubah kali ini, "Belum isi yah? udah coba pengobatan alternatif, atau pijet, atau bla bla bla?", seolah-olah ada yang salah sama tubuh saya.
Mungkin sudah terdengar agak terganggu, hingga saya pun gregetan untuk membuat perjanjian bertemu dengan dokter kandungan alias obgyn. Saat itu dokter hanya memeriksa rahim, dimana semua tampak sehat tidak ada kista, dan dia tidak menyarankan untuk kami berdua melakukan test macam-macam, mengingat masih dibawah 1 tahun usia pernikahannya.
Hari-hari dilalui seperti biasa, sembari menjawab pertanyaan-pertanyaan "Kapan Isi?" dengan setengah hati. Ternyata saya dan suami diberi banyak kesempatan untuk hidup berdua sementara waktu, disitu kita selalu isi dengan berlibur hampir setiap bulan dan kami benar-benar memanfaatkan momen itu. Bisa dibilang waktu yang saya habiskan benar-benar menyenangkan. Mengingat tanggung jawabnya baru untuk diri sendiri dan suami.
Memasuki 10 bulan, tanpa disangka, ternyata saya hamil. Namun kehamilan itu saya ketahui setelah keguguran. Saat usia pernikahan seumur ini, saya ada pada tahap tidak mau ge-er kalau pun telat haid, makanya begitu telat, cuek aja ga pake test pack, sebab sebelumnya saya selalu meratapi benda itu yang garisnya cuma keluar satu.
Keguguran saat itu dipicu karena saya baru saja dari Palembang dan Bandung 4 hari berturut-turut, dan otomatis fisik saya pun lelah. Kejadiannya malam hari, saya ga bisa tidur karena perut rasanya kram, dan keluarlah darah. Saya hanya mengira itu sekedar haid biasa, sampai akhirnya 2 hari kemudian darah berhenti total (sepanjang pengalaman saya haid, darah itu baru berhenti setelah 7 hari, jadi shock berat baru 2 hari udah bersih). PS: Penting diperhatikan, darah keguguran itu warnanya hitam, sangat kental hampir seperti jelly padat juga tidak berbau.
Ga pake efek apa-apa, badan rasanya baik-baik saja hingga 2 hari kemudian, dari punggung, dan pinggang ke bawah, sakit semua. Kayak abis ujian lari, pegelnya parah. Terus saya juga ga bisa bangun dari tempat tidur, bisa dibilang ga punya tenaga untuk itu. Akhirnya dengan cueknya saya cuma istirahat 3 hari dan baru memutuskan ke obgyn.
Obgynnya cuma bisa bilang, itu kantung rahimnya masih ada, tapi kemarin sudah keguguran. Kalau muka saya bisa di shoot, mungkin akan tampak melongo seperti habis kecolongan, cuma malingnya uda keburu kabur, shock berat. Dokter tidak menyuruh saya langsung kuret karena kegugurannya abortus spontan, jadi cuma dikasih obat. Ya nangis akhirnya pas perjalanan pulang. Maafkan ya nak, bunda ga tahu kalau ternyata hamil, padahal gejala mualnya udah muncul.
Usai keguguran, saya dan suami akhirnya mencoba program kehamilan dengan mengontrol semuanya. Kita diberi vitamin E untuk kesuburan dan saya juga mengkonsumsi folat. Hamil itu ga akan terjadi kalau fisik saya lelah terus. Dimana setiap hari saya harus menyetir jarak jauh dengan kondisi kemacetan Jakarta yang jelas membuat stress. Bahkan saat itu sampai diniatkan mengganti kendaraan menjadi matic, demi program hamil dan mengurangi lelah. Proses panjang ini ternyata memang tidak membuahkan hasil karena saya tetap pada kondisi sangat lelah setiap harinya.
Sampai pada titik jenuh, saya pun akhirnya mengambil keputusan ternekat sepanjang hidup saya. Resign. Itu awalnya butuh mikir panjang, dimana sebelumnya karena pengen program hamil di 2011, saya mau unpaid leave 1 bulan, tapi malah berbuntut resign. Resign itu tidak ada dalam kamus saya sebenernya, tapi kejadian juga heuheu, dan tidak pernah akan menyesali itu.
Resign pun sudah terlaksana, lalu apa program selanjutnya?
1. Ke Obgyn, minta dijadwalkan kapan waktu berhubungannya sesuai tanggal.
2. Istirahat total di rumah, dengan berleha-leha saja.
3. Meminum Prenagen Esensis 2 kali sehari (tapi susu tidak menjamin jadi hamil yah, cuma karena doyan aja sayanya).
4. Mengkonsumsi vitamin dan folat.
5. Hanya melakukan hubungan sesuai jadwal yang dibuat dokter.
6. Makan masakan rumahan selalu.
Alhamdulillah, ternyata berhasil dalam waktu kurang dari 2 minggu sesudah resign, mungkin pas saya mau resign juga dikantor udah ga ngapa-ngapain dan saya pake acara cuti berlibur lama, jadi pikiran dan badan sama-sama santai. Sekarang waktunya menjalani kehamilan dengan berusaha dijaga sebaik mungkin.
Bagi para calon ibu yang sedang menanti, tetap semangat selalu ya. Anggap pertanyaan-pertanyaan "Kapan hamil", dengan doa dan yakin aja, kalau rejeki itu sudah ada yang ngatur. Makna kehamilan kali ini : Kami sadar, kenapa sekarang hamilnya, melihat kondisi kami berdua, memang sekarang waktu yang lebih tepat dibandingkan sebelumnya. Dan Tuhan sangat baik memilihkan jalannya disaat kami sudah lebih bersiap diri.
Ciaoo... and Happy International Women's Day
Pssttt, post berikutnya saya mau berbagi Freebies :)
"Sudah isi belum?",
"Kapan nih nyusul?" (versi ibu baru punya anak).
Bisa dibilang pertanyaan seperti itu sebetulnya hanya pertanyaan basa-basi kalau baru ketemu, dan saya masih bisa nyengir manis sambil menjawab, "Sudah, tadi diisi ketupat sayur" (jawaban kepada 100 ibu-ibu yang bertanya pada saya saat Lebaran *lebay heuheu).
Waktu pun berlalu, memasuki usia pernikahan 6 bulan sudah ada pada tahap bertanya pada diri sendiri hmm, kok belum hamil juga ya?, yang lain baru juga nikah langsung jadi. Pertanyaan orang sudah berubah kali ini, "Belum isi yah? udah coba pengobatan alternatif, atau pijet, atau bla bla bla?", seolah-olah ada yang salah sama tubuh saya.
Mungkin sudah terdengar agak terganggu, hingga saya pun gregetan untuk membuat perjanjian bertemu dengan dokter kandungan alias obgyn. Saat itu dokter hanya memeriksa rahim, dimana semua tampak sehat tidak ada kista, dan dia tidak menyarankan untuk kami berdua melakukan test macam-macam, mengingat masih dibawah 1 tahun usia pernikahannya.
Hari-hari dilalui seperti biasa, sembari menjawab pertanyaan-pertanyaan "Kapan Isi?" dengan setengah hati. Ternyata saya dan suami diberi banyak kesempatan untuk hidup berdua sementara waktu, disitu kita selalu isi dengan berlibur hampir setiap bulan dan kami benar-benar memanfaatkan momen itu. Bisa dibilang waktu yang saya habiskan benar-benar menyenangkan. Mengingat tanggung jawabnya baru untuk diri sendiri dan suami.
---------------------
Memasuki 10 bulan, tanpa disangka, ternyata saya hamil. Namun kehamilan itu saya ketahui setelah keguguran. Saat usia pernikahan seumur ini, saya ada pada tahap tidak mau ge-er kalau pun telat haid, makanya begitu telat, cuek aja ga pake test pack, sebab sebelumnya saya selalu meratapi benda itu yang garisnya cuma keluar satu.
Keguguran saat itu dipicu karena saya baru saja dari Palembang dan Bandung 4 hari berturut-turut, dan otomatis fisik saya pun lelah. Kejadiannya malam hari, saya ga bisa tidur karena perut rasanya kram, dan keluarlah darah. Saya hanya mengira itu sekedar haid biasa, sampai akhirnya 2 hari kemudian darah berhenti total (sepanjang pengalaman saya haid, darah itu baru berhenti setelah 7 hari, jadi shock berat baru 2 hari udah bersih). PS: Penting diperhatikan, darah keguguran itu warnanya hitam, sangat kental hampir seperti jelly padat juga tidak berbau.
Ga pake efek apa-apa, badan rasanya baik-baik saja hingga 2 hari kemudian, dari punggung, dan pinggang ke bawah, sakit semua. Kayak abis ujian lari, pegelnya parah. Terus saya juga ga bisa bangun dari tempat tidur, bisa dibilang ga punya tenaga untuk itu. Akhirnya dengan cueknya saya cuma istirahat 3 hari dan baru memutuskan ke obgyn.
Obgynnya cuma bisa bilang, itu kantung rahimnya masih ada, tapi kemarin sudah keguguran. Kalau muka saya bisa di shoot, mungkin akan tampak melongo seperti habis kecolongan, cuma malingnya uda keburu kabur, shock berat. Dokter tidak menyuruh saya langsung kuret karena kegugurannya abortus spontan, jadi cuma dikasih obat. Ya nangis akhirnya pas perjalanan pulang. Maafkan ya nak, bunda ga tahu kalau ternyata hamil, padahal gejala mualnya udah muncul.
---------------------
Usai keguguran, saya dan suami akhirnya mencoba program kehamilan dengan mengontrol semuanya. Kita diberi vitamin E untuk kesuburan dan saya juga mengkonsumsi folat. Hamil itu ga akan terjadi kalau fisik saya lelah terus. Dimana setiap hari saya harus menyetir jarak jauh dengan kondisi kemacetan Jakarta yang jelas membuat stress. Bahkan saat itu sampai diniatkan mengganti kendaraan menjadi matic, demi program hamil dan mengurangi lelah. Proses panjang ini ternyata memang tidak membuahkan hasil karena saya tetap pada kondisi sangat lelah setiap harinya.
Sampai pada titik jenuh, saya pun akhirnya mengambil keputusan ternekat sepanjang hidup saya. Resign. Itu awalnya butuh mikir panjang, dimana sebelumnya karena pengen program hamil di 2011, saya mau unpaid leave 1 bulan, tapi malah berbuntut resign. Resign itu tidak ada dalam kamus saya sebenernya, tapi kejadian juga heuheu, dan tidak pernah akan menyesali itu.
---------------------
Resign pun sudah terlaksana, lalu apa program selanjutnya?
1. Ke Obgyn, minta dijadwalkan kapan waktu berhubungannya sesuai tanggal.
2. Istirahat total di rumah, dengan berleha-leha saja.
3. Meminum Prenagen Esensis 2 kali sehari (tapi susu tidak menjamin jadi hamil yah, cuma karena doyan aja sayanya).
4. Mengkonsumsi vitamin dan folat.
5. Hanya melakukan hubungan sesuai jadwal yang dibuat dokter.
6. Makan masakan rumahan selalu.
Alhamdulillah, ternyata berhasil dalam waktu kurang dari 2 minggu sesudah resign, mungkin pas saya mau resign juga dikantor udah ga ngapa-ngapain dan saya pake acara cuti berlibur lama, jadi pikiran dan badan sama-sama santai. Sekarang waktunya menjalani kehamilan dengan berusaha dijaga sebaik mungkin.
Bagi para calon ibu yang sedang menanti, tetap semangat selalu ya. Anggap pertanyaan-pertanyaan "Kapan hamil", dengan doa dan yakin aja, kalau rejeki itu sudah ada yang ngatur. Makna kehamilan kali ini : Kami sadar, kenapa sekarang hamilnya, melihat kondisi kami berdua, memang sekarang waktu yang lebih tepat dibandingkan sebelumnya. Dan Tuhan sangat baik memilihkan jalannya disaat kami sudah lebih bersiap diri.
Ciaoo... and Happy International Women's Day
Pssttt, post berikutnya saya mau berbagi Freebies :)
Sunday, March 6, 2011
USG 3 Bulan
Kemarin Jumat adalah jadwal saya bertemu dokter Diah. USG kali ini saya sampai bawa camera, supaya bisa dilihat terus seperti apa pergerakan bayinya sekarang. Video pertama ini agak gagal sebetulnya, karena suami tidak pakai kacamata, jadi banyak yang blur (shooting menggunakan camera DSLR dengan lensa manual), mungkin lain waktu pakai DigiCam biasa saja, jadi fokusnya ga berubah.
Perkembangan bayinya pesat sekali, dulu terakhir lihat masih kecil banget dan bentuknya yang belum terlalu jelas. Sekarang sudah seperti manusia, kita bisa lihat tangan, kaki, tumit, sampai 4 bilik jantung dan otak kanan-kirinya. Alhamdulillah dokter menyatakan sehat meskipun berat saya naiknya cuma setengah kilo, hehe.
Di usia kandungan 3 bulan ini, saya juga disuruh test lab untuk screening, mungkin nanti bakalan di post terpisah soal itu. Soal mual muntah sudah lumayan berkurang, cuma sesekali masih terjadi. Mungkin itu aja update terbaru, dan ini video hasil kemarin.