Sudah tidak aneh ketika seseorang bekerja karena uang. Hal paling mendasar dalam kehidupan sehari-hari, tapi tanpa disadari karena uang semua hal baik terlewatkan. Dulu saya pertama bekerja dengan gaji sangat kecil dibawah standar UMR lebih tepatnya dan saya tahu pekerjaan saya menuntut lebih dari apa yang didapatkan. Lalu apa reaksi saya? Merasa sangat beruntung sekali. Tahu rasanya seperti apa berjuang, tahu rasanya bekerja itu bukan hal yang mudah, dan tahu rasanya menghargai diri saya bukan dari nominal angka tapi dari sebuah kepercayaan yang diberikan kepada saya.
Bertahun-tahun saya bekerja mencari kepuasan, baik materi maupun hati. Akhirnya saya menyadari apa artinya bekerja. Bagi saya bekerja adalah sebuah penghargaan besar atas keberhasilan diri melakukan sesuatu yang diyakini bahwa saya kompeten di posisi itu. Bekerja karena keterpaksaan hanyalah sebuah awal kegagalan, karena semua orang pasti tahu di dalam dunia pekerjaan tidak pernah ada yang sempurna, itu semua adalah hasil ketidakpuasan hidup.
Dalam hidup, bekerja hadir untuk memenuhi kebutuhan, tapi apakah saya akan bekerja karena saya mengemis uang? Lagi-lagi saya ragu dengan pertanyaan itu. Saya ingin apa yang saya kerjakan adalah sebuah lembaran hidup yang punya banyak cerita seru, sebuah maha karya dan sebuah nikmat atas anugrah Allah yang diberikan didalam diri saya.
Tapi semua itu membutuhkan kebesaran hati, mengalahkan ego dan ambisi. Bekerja mencari ibadah mulia tidak akan pernah tercapai apabila kita selalu yakin bahwa rejeki orang lain lebih baik dari diri sendiri. Rejeki manusia tidak bisa disamakan, tapi kita bisa merasa sama-sama bangga atas niat baik yang sudah diucapkan.
Mengakhiri tulisan ini, mengutip apa kata suami, jangan pernah takut habis rejeki, jangan pernah takut semua tidak mencukupi karena yang terpenting kita tidak menyerah atas apa yang kita yakini sebuah janji. Sebab mengingkari pekerjaan yang dipercayakan ibarat tidak mensyukuri apa yang telah diberikan.
Selamat malam dan terima kasih suami yang selalu membuka hati ini.
5 comments
suami mbak keren. setuju sekali dg beliau ;)
ReplyDeleteAssalamualaikum, saya salut mbak, i love this post..
ReplyDeleteTotally agree Mba Fi. We have to love what we do. Tidak perduli apakah bekerja disebuah perusahaan atau bekerja untuk keluarga (alias jd ibu rumah tangga). Karena semua penghargaan dan kepercayaan akan menyusul dengan sendirinya, but ONLY IF we love what we do. Saya jadi addict baca blog Mba Fi. Very inspiring -indri, ibu dari Bima-
ReplyDeletesuka sekali..
ReplyDeleteSuka sekali..
ReplyDelete