Kisah sepenggal, kenangan sepetik, terlewati begitu saja di kepala saya. Tawa, haru, sedih dan gundah kerap kali hadir dan mengaliri kehidupan dengan cepat. Terkadang saya lupa akan rasa syukur dan belajar dari masa lalu. Sering kali saya menatap ke depan tidak menyadari bahwa manusia dikaruniai oleh memori.

Mengingat sebuah kenangan indah, menghampiri momen bahagia, atau mengenang luka lama adalah salah satu cara saya untuk kembali bersyukur. Saya mudah sekali lupa, oleh karenanya saya senang menuliskan semua yang terlalui agar saya dapat mudah melihat kembali.

Tidak terasa, 9 tahun sudah saya mengumpulkan jutaan huruf dan merangkaikan mereka satu persatu. Terasa kelu bila saya diam tanpa bahasa, terasa pilu bila saya pendam tanpa bercerita. Inilah yang bisa saya utarakan, sebuah kisah hidup yang punya berbagai aksara.

Saya bercerita, saya tertawa, saya berkelana, hanya untuk selalu diingat, bahwa hidup harus selalu bahagia. Jika sedih tiba, saya buka kembali lembaran bahagia itu.

Sebelum keluarga kecil ini hadir, kerap kali saya gemar menuliskan rasa bimbang. Namun siapa mengira ketika tulisan itu bukan sekedar rasa sedih. Tulisan itu membawa saya kepada kisah kekasih. Perjalanan menulis selama 9 tahun ini, memberikan saya kesempatan untuk dapat kembali berkelana ke masa lalu. Mengurai senyum, mengingat rasa haru pertama kali bertemu.

Kini memliki 2 puteri, rasanya tak terurai oleh abjad. Saya akan terus tuliskan huruf-huruf itu, hingga terangkai dunia bagi mereka. Merubah pipi mereka menjadi rona, meraih mimpi mereka menjadi nyata.

"This blog is going to be a very long love letter for Lola and Lana. I simply put the letters as a letter. But I always add words to create worlds".

Fifi Alvianto, 2015