"Swimming time", 2016
(Lola 4 tahun 6 bulan | Lana 2 tahun 6 bulan)
Faktor umur sepertinya mempengaruhi keberanian anak untuk berenang sendiri (dengan pengawasan orang tua). Kebetulan di sekolah Lola ada fasilitas kolam renang, sehingga ada jadwal berenang setiap bulannya. Dari awal dia belajar masih penakut, makin lama berani berenang sendiri di kolam dewasa.
Sewaktu saya kecil, oleh orang tua di ikutkan kursus berenang, sebab ini memang life skill yang amat penting. Tadinya saya ingin ikut mencoba, memberikan kursus renang untuk anak-anak, tapi tanya sana sini, rata-rata anaknya bisa berenang sendiri asalkan sering bermain di kolam renang. Dengan di sekolah Lola berenang sudah menjadi jadwal rutin, dan di rumah ibu bapak saya juga pasti berenang disana, sekiranya sudah cukup sering bagi mereka untuk bertemu kolam renang.
Tipsnya supaya cepat bisa, saat berenang jangan diberikan ban pelampung yang bulat atau berbentuk vest, berikan saja ban renang untuk tangan. Ini membuat anak belajar berani menggerakan kakinya terlebih dahulu, alias belajar maju. Untuk bisa mengapung sebetulnya lebih sulit daripada belajar maju menggerakan kaki. Udah ini nanti langkahnya belajar memasukan muka ke dalam air. Sambil tahan nafas dan buka mata. Sang adik, Lana sudah jauh lebih expert daripada Lola. Dia lebih berani menenggelamkan kepalanya ke dalam air sendiri. Bolak-balik nyelupin kepala (di kolam anak-anak tapinya).
Sekedar tips lain, kalau mau cepat bisa berani. Ajak keponakan atau saudara yang lebih besar dan sudah bisa berenang. Biasanya anak termotivasi karena mereka sudah bisa asyik main air dengan berbagai gaya. Terus jangan sering ditemenin di kolam renang, biasanya malah ga mau nyemplung dan duduk aja di pinggiran. Kalau kami biasanya baru berenang setelah anak-anak sudah cukup puas bermain. Supaya ga nempel terus, soalnya mereka suka pada jadi males berenang, maunya pelukan di air.
0 comments