"Finally, after 7 hours flight, Hello Japan", 2017
(Lola 6 tahun 1 bulan | Lana 4 tahun 1 bulan)
Setelah mager banget 1 bulan ga update Japan Trip, akhirnya muncul lagi artikelnya. Siap-siap ya ada 10 artikel tentang Jepang, kemarin sudah published 1. Penerbangan aku dari Jakarta ke Jepang, terbilang sebentar, cuma 7 jam. Karena direct flight dan tengah malam, jadi aja ga berasa.
Untuk pembuatan budget dan visa Jepang ada di artikel ini ya [LINK].
Jika butuh itinerary, sebenernya ini yang kita lakuin selama di Jepang :
Day 1 Midnight Flight.
Day 2 Tokyo Trip.
Day 3 Shibuya, Tokyo.
Day 4 Disneysea Japan.
Day 5 Disneyland Japan.
Day 6 Tokyo to Osaka.
Day 7 Osaka, Dotonbori.
Day 8 Universal Studios Japan.
Day 9 Kyoto.
Day 10 Osaka, Kansai Airport.
Simpel sekali kan. Iya soalnya bawa anak kecil sih ga bisa banyak jalan. Itu aja udah cape banget karena cari line kereta tuh susaaaaahhh dan bikin pusing, jadi waktu perjalanan banyak yang melelahkan. Tapi kalau ga sama anak kecil sih dijamin sehari bisa banyak tempat yang dikunjungi. Banyak Apps yang bisa membantu cari kereta tapi pada prateknya sih tetep aja ga gampang.
Haneda Airport menurut kita lebih enak. Kalau mau di Narita juga bisa sih, cuma jauh banget dari kota Tokyo. Jadi saat booking flight, pilih Haneda aja biar simpel dan ga pakai cape.
Masih ingat di artikel sebelumnya kan, tentang JR Pass? Kita pakai itu, tapi karena 7 hari masa aktifnya, jadi hari pertama ga bisa dipakai, namun bisa langsung aktifasi di kantor JR Office yang lokasinya ga jauh dari pintu keluar Airport. Jangan lupa siapin paspor pas antri.
Masih mau eksplor Tokyo dan belum bisa check-in hotel atau Airbnb, bisa titip koper biar ga cape gereknya. Lokasinya ada disemua sudut stasiun kok, tapi loker khusus koin biasanya penuh, jadi bisa dititip di penitipan yang manual. Sama aja, aku lupa berapa tepatnya untuk nitip 1 koper, tapi murah kalau ga salah sih sekitar Rp. 50.000-an.
Kalau JR Pass belum bisa dipakai, artinya harus beli tiket kereta biasa. Bisa satuan atau sekalian pakai SUICA Card. Di stasiun besar biasanya ada petugas yang bisa bantuin pas transaksi. Tapi gampang, menunya juga bahasa Inggris. Selalu inget ya, anak 6 tahun diatas sudah bayar dan cuma setengah harga. Yang susah giliran cari platform keretanya.
Soal toilet, dijamin pasti cintaaaaaaa. Gimana engga, rata-rata toiletnya sudah canggih, hangat dan bersih maksimal. Kadang bingung aja lihat tombolnya kebanyakan. Soalnya selain washer-nya punya berbagai style, sering diiringin sama pilihan suara gemercik air yang bisa dikencengin atau dimatiin. Kepake lah buat yang mau buang air besar, hahahaha.
Di Tokyo, terbagi beberapa daerah, kalau lihat di peta sebenernya simpel, daerah wisata itu bentuknya seperti melingkar. Nah kita posisinya deket ke Tokyo Station, biar gampang kalau mau kemana-mana. Dari tempat kita menginap cuma sebentar banget kesini. Tokyo Station adalah stasiun terbesar, jadi naik Shinkansen bisa dari sini.
Kalau ga tahu mau ngapain, di dalem Tokyo Station itu buanyaaaakkkkkk banget yang bisa dilihat. Rata-rata semua stasiun disini seperti mall sih, jadi dijamin ga bakalan bosen. Malah kalau keluar dari Tokyo Station lebih bingung kayak kurang ada kehidupan.
Salah satu tips aku kalau ke Tokyo, bawa koper jangan yang large, pakai medium aja soalnya ini aja cukup PR sih buat gereknya. Belum lagi beberapa lift jauh, jadi mendingan naik escalator, kalau pakai large pasti susah manuvernya pas naik turun.
Airbnb? Apa sih itu. Kalau belum tahu, itu tempat menginap yang disewakan perorangan, baik rumah atau apartemen tapi legal dan dijamin terpercaya. Aku pribadi pilih Airbnb karena hotel di Jepang terkenal kecillllll!!! Dan mahal! Sementara di Airbnb, selain luas sekali, banyak kamar, tentunya ada mesin cuci dan dapur super lengkap.
Kita kemarin sewa di Asakusa, Sumida-ku daerahnya. Enak banget, selain kamarnya ada 4, shower room ada 2, toilet 2, dan dapur serta mesin cuci, kita suka washtafel-nya terpisah dan yup ada 4 juga loh. Semua masih baru, karena kita orang pertama yang sewa. Kalau mau search nama host-nya Shotaro & Maureen.
Terus murah banget, untuk 4 hari hanya Rp. 7 juta. Kalau nginepnya ramai-ramai (maksimal samapi 16 orang) jatuhnya murah. Kebetulan aku cuma 2 keluarga (bertujuh), tapi tetep aja murah banget daripada hotel. Kekurangannya satu aja, tangganya tinggi banget dan curam. Jadi kalau bawa anak kecil dibawah 4 tahun ga rekomen ya.
Aku dan suami suka sama lingkungannya yang sepi dan tenang. Beda banget sama Shibuya yang packed dan serba bising. Disini buat istirahat enak. Station ada 2, JR Station ada Kinsicho dan non JR ada Oshiage. Nah disini juga deket banget mall gede Tokyo Sky Tree. Kalau kita pulang malam hari ke rumah, liat Tokyo Sky Tree sepanjang jalan, cantik banget.
Tips cari penginapan Airbnb tuh cari yang keliatan bahasa Inggris host-nya lancar banget, kayak kemarin kita sempet ada problem, berhubung mereka fasih banget Inggris jadi gampang ngertinya. Kebanyakan orang Jepang kalau di jalan nanya tuh, susah jawabnya, banyak yang ga bisa bahasa Inggris.
Gimana? Cukup jelas kan ya artikel yang ini. Lelah loh gerek koper dari stasiun ke Airbnb, tapi untung petunjuknya jelas dan pakai Gmaps juga ga nyasar. Daerah sini juga banyak sekali mini market, mulai dari 7eleven, Lawsons, Aeon, Family Mart, dll. Jadi ga ribet cari sesuatu. Kurangnya sih satu, butuh 10 menit untuk jalan ke stasiun. Kalau dibawa santai sih biasa aja.
5 comments
hal lain yang bwt penasaran ke jepang pengen cobain toiletnya,, hahaha.. air bnb-nya enak banget, luas,,, mbak fi, itu aq hitung yang pergi ber-8 loh... ;p
ReplyDeleteHihi yang pergi cuma aku sekeluarga, kakak ipar aku bareng anak dan adiknya. Yang di airport cuma foto sama yang nganterin hahaha.
DeleteHuaaa makasi Mba Fifi ulasannya, aku tunggu postingan ttng Jepang berikutnya... In syaa Allah ke Jepang bulan Januari nanti, jadi terbantu dengan informasi orang-orang mengenai Jepang.
ReplyDeleteOh iya, Mba Fifi sewa modem wifi ngga selama di sana?
Terima kasih.
Sewa dari HIS Jakarta, tapi gratis karena beli JR sama Tiket USJ Disney disana.
DeleteCuma di airbnb juga disediain biasanya. Pas di Tokyo ada 2 wifi yang bisa kita bawa2, di Osaka dapet 1. Coba cek aja kalau di airbnb dapet apa engga.
Hai Fifi, beli JR Pass jatuhnya lebih murahkah daripada beli per trip? soalnya itinerary aku mirip sama fifi. cuma kebalik aja aku arrived di Osaka balik dari Tokyo.
ReplyDelete